PENULARAN virus HIV/AIDS kini semakin gawat dan serius di Indonesia.
Bahkan Menko Kesra Agung Laksono menilai virus dan penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh ini makin cepat menyebar sehingga
memerlukan penanganan seluruh komponen masyarakat, terutama kaum muda.
“Masalah penularan virus HIV/AIDS sudah begitu serius. Kaum muda saya
harap berada di garis depan untuk mengkampanyekan pentingnya setia pada
pasangan hidup, hindari jarum suntik narkoba, taat agama, menggalakkan
pemakaian kondom, dll,” tandas Agung saat penandatangan nota
kesepakatan bersama di acara peresmian Pekan Kondom Nasional (PKN) 2009
yang digelar bersamaan dengan Seminar Nasional AIDS di Jakarta, Senin
(30/11).
Hadir sebagai pembicara seminar : Nafsiah Mboi (Sekretaris KPA
Nasional), Sugiri Syarief (Kepala BKKBN), Evodia A. Iswandi (Country
Manager Indonesian Business Coalition on AIDS), dan Nancy Fee (UNAIDS).
Menko Kesra yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) Nasional itu menambahkan, saat ini di Indonesia hampir tidak
ada provinsi yang dinyatakan bebas HIV dan AIDS.
Dia menyebutkan, lima provinsi dengan jumlah penderita AIDS tertinggi
yakni Papua 17,9 kali angka nasional, Bali (5,3), DKI Jakarta (3,8),
Kepulauan Riau (3,4), dan Kalimantan Barat (2,2). Bahkan, HIV dan AIDS
diprediksi telah ditemukan di lebih dari separuh jumlah kabupaten dan
kota di Indonesia.
”Semua elemen masyarakat harus melakukan tindakan nyata untuk
mencegah HIV dan AIDS. Kami harap kaum muda berada di garis depan
menyosialisasikan pencegahan penularan,” tegas mantan Ketua DPR RI
periode 2004-2009 tersebut.
Agung mengakui, kendala dalam penanggulangan HIV dan AIDS yakni belum
memadainya cakupan dan efektivitas program untuk mencapai target
universal. Kendala lain, sistem pelayanan kesehatan yang belum merata di
seluruh daerah.
Menurut Menko Kesra, epidemi HIV telah berkembang sangat pesat di
seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kasus ini telah mengakibatkan
kematian 25 juta orang dan saat ini telah terdapat lebih dari 33 juta
orang yang hidup dengan HIV.
Sementara itu, berdasarkan data Departemen Kesehatan, hingga
September 2009, total kasus AIDS yang dilaporkan mencapai 18.442 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.654 pria, 4701 perempuan, dan 87
lainnya tidak diketahui.
NAFSIAH MBOI: WANITA RENTAN TERTULAR
Pada kesempatan sama, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
Nafsiah Mboi mengatakan, jumlah wanita Indonesia terinfeksi HIV (Human
Immunodeficiency Virus) meningkat tajam.
“Bukan karena mereka pelacur, tapi karena menikah dengan laki-laki
yang kena HIV. Suami mereka ternyata pengguna narkoba suntik. Masyarakat
harus tahu bahwa angka AIDS saat ini sudah sangat tinggi. Pendidikan
agama, seks dan penggunaan kondom harus diprioritaskan,” tandas Nafsiah
Mboi yang sangat menganjurkan penggunaan kondom sebagai langkah
preventif penularan HIV/AIDS.
Berdasarkan data Depkes 2009, sebanyak 8,2 juta lelaki membeli seks
dan 6,1 juta perempuan menikah dengan lelaki yang terinveksi HIV.
Penularan HIV/AIDS kini lebih banyak akibat penggunaan jarum suntik
narkoba secara bergantian. Kaum istri mendapat getahnya akibat
berhubungan dengan suami mereka yang pecandu narkoba pakai alat suntik.
“Jadi bisa dibayangkan betapa besar kemungkinan virus HIV penyebab
AIDS menyebar. Yang paling kasihan adalah perempuan-perempuan yang
positif HIV, tapi notabene bukan pelacur atau PSK. Jadi epidemi ini
harus dimengerti secara mendalam, jangan hanya memberikan stigma buruk
untuk penderita HIV/AIDS,” jelas Mboi.
Mboi menjelaskan bahwa faktor pencegahan HIV dan AIDS yang utama
adalah dengan pendidikan agama. “Itu sebabnya Menteri Agama juga jadi
bagian dari anggota penanggulangan AIDS,” ujar Mboi.
Kedua adalah pendidikan dan pemberdayaan remaja untuk say no to drugs
dan free sex. Ketiga adalah penjangkauan di tempat kerja dengan fokus
lelaki dan yang terakhir adalah perlindungan perempuan dan remaja putri,
serta penggunaan kondom.
“Saya sudah sering dicaci maki dan difitnah menyebarluaskan seks
bebas karena menyosialisasikan kondom, tapi kita harus realistis,
angka-angka tentang HIV/AIDS sudah semakin tak terbendung,” ujar Mboi.
“Kondom adalah cara efektif menghindari HIV AIDS,” serunya. “Jika
kampanye kami mencapai target, maka pada 2010 ada 1,2 juta orang bisa
diselamatkan dari AIDS,” cetusnya.
PRINSIPIL KONDOM DUKUNG
Terkait soal ini, prinsipal kondom di Indonesia sepakat mendukung
program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional dalam mencegah penyebaran
virus HIV yang diakibatkan kegiatan seksual berisiko.
Para prinsipal kondom swasta itu, bersama dengan Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional, Departemen Kesehatan RI dan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) menandatangani nota kesepakatan
bersama.
Mereka mendukung program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional dalam
mencegah penyebaran virus HIV dengan memperluas sosialisasi dan akses
masyarakat pada penggunaan kondom pada setiap hubungan seksual berisiko.
Hal itu juga sebagai tanggapan terhadap tema Hari AIDS Sedunia 2009
yakni “Akses Universal dan Hak Asasi Manusia”.
Penandatangan nota kesepakatan bersama tersebut dilakukan dalam acara
peresmian Pekan Kondom Nasional (PKN) 2009 yang digelar bersamaan
dengan Seminar Nasional AIDS di Jakarta, Senin (30/11). Pembukaan PKN
2009 dilakukan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.
Dalam sambutannya, Panitia PKN 2009 Todd Callahan yang juga Country
Director DKT Indonesia mengatakan PKN diadakan setiap tahun sejak tahun
2007 untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat penggunaan
kondom bagi kesehatan pribadi maupun pasangan untuk mencegah infeksi
menular seksual (IMS) termasuk HIV.
“Penggunaan kondom termasuk cara termudah dan termurah dalam mencegah IMS termasuk HIV,” kata Todd Callahan.
Untuk meningkatkan akses publik dalam mencegah HIV dan penyakit
menular seksual lainnya, para produsen kondom Indonesia bersepakat
untuk mendukung program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional.
Peningkatan akses untuk pencegahan termasuk salah satu sasaran dari
tema Hari AIDS Sedunia 2009, yang bermakna akses universal untuk
pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan merupakan hak asasi
manusia.
Menurut Sekretaris KPA Nasional Nafsiah Mboi, akses universal upaya
pencegahan HIV dan AIDS termasuk sangat penting karena kini penyebaran
virus HIV telah memasuki ranah keluarga. Kini ibu rumah tangga termasuk
kelompok yang rentan tertular virus HIV dari suaminya yang menggunakan
narkoba suntik, dan/atau yang melakukan hubungan seks berisiko tanpa
menggunakan kondom.
Saat ini penyebaran HIV di Indonesia terus meningkat termasuk untuk
perempuan. Departemen Kesehatan mencatat per September 2009 total kasus
AIDS yang dilaporkan mencapai 18.442 dengan perincian 13.654 pria, 4701
perempuan, dan 87 tidak diketahui.
Jumlah tersebut termasuk untuk perempuan naik tajam dibandingkan per
Maret 2008 yang tercatat total ada 11.868 kasus AIDS terdiri dari 9.337
pria, 2.466 perempuan, dan 65 tidak diketahui. Namun kasus HIV dan AIDS
merupakan fenomena gunung es, dimana jumlah orang yang dilaporkan jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya.
“Jika tidak ada upaya pencegahan serius dan komprehensif maka kasus
HIV dan AIDS akan terus meningkat termasuk di kelompok ibu rumah
tangga,” kata Nafsiah Mboi.
Karena itu kesepakatan produsen kondom untuk turut serta mendukung
program Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional sangat dihargai dan patut
dipuji.
Saat ini penggunaan kondom di Indonesia masih kurang signifikan jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang besar dan laju penyebaran IMS
termasuk HIV yang tinggi. Pada 2008, sebanyak 46,2% penularan HIV
terjadi melalui hubungan seksual. Sedangkan pada Januari-September 2009,
berdasarkan laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional penularan
HIV melalui hubungan seksual mencapai 54%.
KAMPANYE PENGGUNAAN KONDOM
Pada PKN 2009 mulai 30 November – 7 Desember akan digelar beragam
kegiatan antara lain pembagian materi KIE (komunikasi, informasi dan
edukasi) di kampus-kampus dan tempat hiburan untuk mengkampanyekan
manfaat penggunaan kondom laki-laki dan perempuan pada kegiatan seksual
berisiko untuk mencegah IMS, termasuk HIV, maupun mencegah kehamilan
yang tidak direncanakan.
Melalui kegiatan-kegiatan di PKN Nasional diharapkan publik mulai
melakukan tindakan nyata untuk mencegah penularan HIV dengan salah
satunya meningkatkan penggunaan kondom.
KPA DIBAWAH PRESIDEN
Tentang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional Sebuah lembaga yang
mempunyai kewenangan untuk memimpin, mengelola dan melakukan koordinasi
seluruh upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. KPAN berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada presiden.
Didirikan sejak 1994; landasan hukumnya kemudian diperbaharui dengan
Peraturan Presiden No.75 tahun 2006. Selain di tingkat nasional, KPA
juga berada di tingkat provinsi (ketua gubernur) dan di tingkat
kabupaten/kota (ketua bupati/walikota).
DKT INDONESIA
Yayasan DKT Indonesia merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di
bidang pemasaran sosial untuk pencegahan HIV/AIDS dan penyelenggaraan
Keluarga Berencana. DKT didanai oleh pemerintah Jerman melalui KfW.
Misi utama dari Yayasan DKT Indonesia adalah peningkatan kualitas
hidup bagi masyarakat dan kelompok resiko tinggi dengan cara mencegah
penularan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV, dan kehamilan yang tidak
direncanakan.
Dalam kegiatannya, DKT Indonesia bekerjasama dengan Kementerian
Kesehatan dan berbagai LSM guna mempromosikan perubahan perilaku,
melalui pemberian informasi dan peningkatan ketersediaan serta
penggunaan kondom dengan harga terjangkau bagi masyarakat umum dan
kelompok risiko tinggi. Beberapa produk DKT Indonesia yang telah dikenal
luas oleh masyarakat adalah kondom Sutra, Fiesta dan Andalan